Culasatu.com- Keputusan pemerintah pusat yang akan menghapus subsidi minyak goreng curah per tanggal 31 Mei 2022 mendatang, mendapat berbagai tanggapan dari sejumlah kalangan masyarakat di daerah, salah satunya di Kabupaten Pandeglang, Banten.
Warga menilai penghapusan subsidi minyak goreng curah akan semakin membebani masyarakat di tengah perekonomian yang belum normal.
“Kalau bisa jangan di cabut dong subsidinya, kalau di cabut pasti bakalan mahal lagi, perekonomian saja belum normal,” kata Tatang, salah seorang warga Kecamatan Menes, Senin 30 Mei 2022.
Akan tetapi, untuk mengantisipasi dicabutnya subsidi, warga pun berburu minyak curah dengan pembelian banyak.
Hal tersebut terlihat di salah satu agen minyak goreng curah di Pasar Jiput, Kecamatan Jiput, Kabupaten Pandeglang, yang terus didatangi warga untuk membeli minyak curah dengan harga Rp. 14.500 ribu per liternya.
Warga yang takut dengan adanya wancana pemerintah mencabut harga subsidi minyak goreng curah tersebut, membeli minyak goreng curah dengan jumlah banyak, mereka beralasan khawatir jika besok harga minyak goreng curah akan mengalami kenaikan yang tinggi.
“Kemarin saya liat berita tersebut di televisi, karena saya ada usaha UMKM juga, jadi saya beli minyak dengan banyak. Ya mau gimana lagi, kalau naik kan pusing juga, antisipasi kenaikan saja,” terangnya.
Hal serupa juga dikeluhkan warga lainnya, Titin mengaku keberatan jika subsidi minyak goreng curah dicabut, pasalnya dirinya sebagai ibu rumah tangga merasa sangat terbantu dengan adanya minyak goreng curah dengan harga murah.
“Saya mohon agar subsidi ini tidak dicabut, kita ibu-ibu sangat membutuhkan minyak goreng untuk masak tiap hari. Kalau beli minyak goreng kemasan itu kan masih mahal, jadi mohon jangan di cabut subsidinya,” imbuhnya.
Sementara itu, salah seorang pemilik agen minyak goreng curah, Anisa mengatakan, banyak menerima keluhan dari masyarakat terkait wacana penghapusan subsidi minyak goreng curah tersebut.
“Yang mengeluh banyak banget soal akan dicabutnya subsidi minyak goreng curah, ya mau gimana lagi saya juga cuma ngambil untung Rp. 500 perak, itupun buat bayar tenaga pegawai saja,” terangnya.
Namun menurutnya, akibat wacana tersebut, penjualan minyak goreng curah mengalami peningkatan, dimana dirinya dapat menjual minyak goreng curah sebanyak 1.000 liter dalam satu hari. Meski begitu, ia juga meminta kepada pemerintah agar tidak mencabut subsidi minyak goreng curah, karena kata Anisa itu bisa memberatkan masyarakat.
“Tapi pas ada kabar subsidi mau dicabut, pembelian minyak goreng curah meningkat, biasanya beli 4 liter sekarang sampai 10 liter. Dan saya juga setiap hari minyak goreng curah selalu habis, itu 1.000 liter dalam sehari,” pungkasnya. (Pian)