Kerajinan Daun Pandan Khas Desa Bandung, Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

Culasatu.com-Desa Bandung, Kecamatan Banjar memiliki kerajinan khas dari daun pandan yang diolah langsung oleh masyarakat secara tradisional, baik proses pengolahan daun pandan hingga proses penganyaman. Tanaman berduri ini dianyam menjadi berbagai macam produk menarik, seperti tikar, peci, tas, hingga box tissue.

Proses pembuatan kerajinan anyaman daun pandan ini cukup Panjang, diawali dengan proses pengambilan daun pandan dari pohonnya. Pengambilan daun pandan harus penuh hati-hati, karena daun pandan memiliki duri yang cukup tajam, kemudian daun pandan di potong sepanjang satu meter, dan di bawa ke rumah untuk proses selanjutnya. Setelah itu masyarakat kemudian melepaskan duri daun pandan dengan cara di sasak menggunakan alat tradisional yang dinamakan suakan.

Bacaan Lainnya

Setelah itu proses selanjutnya, daun pandan direbus selama satu jam, kemudian di rendam dalam semalam, lalu ditiriskan kemudian di jemur hingga kering, Tujuannya agar daun pandan kuat dan elastis saat proses penganyaman. Setelah kering, daun pandan kemudian di anyam menjadi berbagai macam produk dan siap untuk dipasarkan.

Salah seorang pengrajin daun pandan di Kampung Lembur Kirai, Desa Bandung, Lela Suhelawati mengatakan, kerajinan daun pandan ini sudah digeluti warga selama puluhan tahun dan hingga saat ini masih di lestarikan warga.

“Kerajinan duan pandan ini sudah sangat lama, sejak jaman nenek moyang kami. Jadi hampir semua masyaraklat Kampung Lembur Kirai menjadi pengrajin daun pandan,” kata Lela, Selasa 21 Maret 2023.

Lela menyebut, saat ini berbagai macam produk menarik, seperti tikar, peci, tas, hingga box tissue, dibuat oleh masyarakat Kampung Lembur Kirai, Desa Bandung. Ia juga mengatakan, olahan anyaman daun pandan ini sudah menjadi ladang mata pencaharian masyrakat setempat untuk mencukupi kebutuhan ekonomi.

“Waktu jaman dulu hanya bisa membuat tikar saja, tapi alhamdulihan dengan adanya pelatihan beberapaa produk kita buat, seperti topi, peci, dan lain-lain. Kerajinan daun pandan juga sudah menjadi mata pencaharian emak-emak disini, walapun tidak seberapa penghasilannya tapi alhamdulilah bisa membantu ekonomi,” terangnya.

Ia pun mengaku sebelum adanya Badan Usaha Milik Desa (BumDes) masyarakat kesulitan untuk memasarkan hasil anyamannya, namun setelah adanya BumDes masyarakat tidak lagi kesulitan untuk memasarkan hasil kerajinan daun pandan tersebut.

“Dulu itu kami kesulitan untuk memasarkan produk kami, tapi Alhmadulilah dengan adanya BumDes perekonomian berjalan, karena produk kami ditampung langsung oleh BumDes,” jelasnya.

Mewakili masyarakat Desa Bandung, Lela mengapresiasi kinerja Kepala Desa Bandung, yang terus berupaya mensejahterakan masyarakat, terutama dalam peningkatan ekonomi.

“Kami sangat terbantu dengan adanya BumDes, kinerja Kepala Desa Bandung sangat luar biasa,” pungkasnya.

Kepala Desa Bandung, Wahyu Kusnadiharja mengatakan, selama satu tahun menjabat, ia terus berupaya membangun dan meningkatkan perekonomkian masyarakat, termasuk mengembangkan berbagai potensi daerah yang dalam prosesnya melibatkan masyarakat, sehingga perekonomian masyarakat Desa Bandung semakin meningkat.

“Untuk peningkatan ekonomi masyarakat, desa mempasilitasi termasuk UMKM di BumDes. Jadi seluruh pelaku UMKM, baik makanan, ukiran kayu, anyaman pandan magot, dan yang lainnya itu sudah terakomodir oleh BumDes,” terangnya.

“BumDes sendiri menggunakan tiga sistem pemasaran, yang pertama sistem outlet yang ada di Jalan Raya Banjar-Pandeglang, kedua sistem mobile dengan berjualan ditempat yang jauh dijangkau, dan penjualan dengan menggunakan media sosial. Ini semua dilakukan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Bandung,” tuturnya.

Selain memasarkan produk melalui BumDes Bandung, Wahyu juga berencana akan menjalin kerjasama dengan Pemerintah Daerah, seperti Mal Pelayanan Publik dan pasar lelang yang ada di unit layanan pengadaan Kabupaten Pandeglang , maupun bekerjasama dengan beberapa universitas yang ada di Provinsi Banten.

“Rencananya nanti produk masyarakat Desa Bandung ini kita akan pasarkan juga di Mal Pelayanan Publik Pandeglang, E-Catalog dan kita juga akan pasarkan dibeberapa Universitas,” imbuhnya.

Wahyu berharap dengan apa yang telah dilakukan Desa Bandung, bisa menjadi contoh bagi desa desa lainnya yang ada di Kabupaten Pandeglang, sehingga Kabupaten Pandeglang semakin maju kedepannya.

“Saya berharap Desa Bandung menjadi contoh desa yang ada di Kabupaten Pandeglang, agar desa lainya termasuk Kabupaten Pandeglang bisa lebih maju lagi,” pungkasnya. (ADV)

Pos terkait

banner 900x100

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *