Culasatu.com- Dua jembatan di Desa Rancapinang, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, mengalami rusak hingga tidak dapat dilalui warga akibat diterjang luapan sungai saat intensitas curah hujan yang tinggi pada Senin 27 Juli 2022, sekitar pukul 20.00 WIB, satu diantaranya terdampak.
Pantauan dilokasi Rabu 29 Juli 2022, 3 jembatan yang rusak berada di Kampung Erjeruk, Kampung Ciakar, dan Kampung Cogeg. Dua diantaranya tidak bisa dilalui, karena mengalami rusak parah. Bahkan warga yang hendak masuk ke Kampung Cisurian pun harus melintasi Sungai dengan air yang deras.
“Kejadiannya itu sekitar pukul 20.00 WIB, karena curah hujan yang tinggi dari pukul 15.00 WIB, menyebabkan sungai Cierjeruk, dan sungai Cisurian meluap,” kata Kepala Desa Rancapinang, Epan Kusmana.
Epan menyebutkan, ada dua jembatan yang mengalami rusak parah, satu diantaranya terdampak. Tidak hanya merusak jembatan, luapan air sungai pun merusak kandang ayam milik warga Kampung Erjeruk.
“Ada dua yang rusak parah, bahkan tidak bisa dilalui, tapi satu lagi jembatan Cierjeruk itu terdampak. Selain itu juga kandang ayam milik juga hancur terbawa hanyut luapan sungai,” terangnya.
Ia juga menuturkan, jembatan yang berada di Kampung Cisurian tersebut merupakan akses utama yang menghubungkan dua kampung, yakni Kampung Cisurian dan Kampung Cogeg. Saat ini, warga pun harus melintasi aliran Sungai Cisurian karena jembatan sudah tidak bisa dilintasi.
“Kalau jembatan yang di Cisurian itu akses utama warga di dua kampung, jadi kalau sekarang warga melintas lewat sungai, kalau sungai meluap ya dua kampung ini terisolir,” tuturnya.
Pihak Desa Rancapinang pun sudah melaporkan kejadian tersebut kepada pihak Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Kabupaten, Epan berharap tiga jembatan tersebut dapat segera diperbaiki agar aktivitas warga kembali normal.
“Kita sudah melaporkan kejadian ini, alhamdulillah dari kecamatan dan BPBD Pandeglang sudah ke lokasi, semoga bisa secepatnya ditanggapi,” pungkasnya.
Yudi (30) salah seorang pengendara yang kerap melintas di jembatan yang berdiri di atas Sungai Cisurian terpaksa harus melewatin derasnya sungai dengan sepeda motornya agar bisa menepi ke kampung yang ia tuju.
“Walaupun ngerih tadi pas melintas ya mau gimana lagi, dibilang kepaksa ya terpaksa. Ya semoga segera diperbaiki karena tidak ada jalan lagi untuk menuju ke Kampung Cisurian dan Kampung Cogeg,” singkatnya.