Culasatu.com- pernyataan BMKG yang akan adanya potensi gempa Megatrust berkekuatan magnitudo (M) 8,7 yang bisa memicu gelombang tsunami setinggi 19 hingga 21 meter di Selat Sunda, Bupati Pandeglang Irna Narulita mengusulkan kepada Pemprov Banten agar membangun pos jaga dengan sejumlah sarana dan prasana dan shelter Tsunami khusus di Kecamatan Sumur, Pandeglang.
Pos jaga dan shelter tsunami tersebut diharapkan bisa mengidentifikasi dengan cepat apabila ada informasi peringatan dini bencana.
“Terkait dengan isu Megatrust, kita menghadirkan Pemerintah Pusat, nah BMKG ini. Kami juga perlu pos jaga yang bisa mengidentifikasi apabila informasi peringatan dini, ada juga penjaganya. Pemprov Banten nanti mungkin bisa bantu di sana, karena Pak Gubernur itu dulu pernah membuat pos jaga di Serang,” kata Irna, usai melakukan Sosialisasi Informasi Gempa Bumi dan Tsunami di Kabupaten Pandeglang, Selasa 25 Januari 2022.
Selain pos jaga, Irna juga turut meminta dukungan supaya bisa dibangun Shelter Tsunami di Kecamatan Sumur. Kata Irna, Shelter ini bisa digunakan masyarakat sekitar jika potensi tsunami setinggi 19 hingga 21 meter itu terjadi di area patahan Selat Sunda.
“Kami minta dukungan dari pusat, jikalau memang ada anggaran untuk shelter tsunami di Kecamatan Sumur. Di labuan kan sudah ada, Panimbang juga sudah ada Kampung Cikadu di dataran tinggi untuk menampung ribuan orang. Nah di Sumur ini tidak ada, nah di area TNUK ini mungkin bisa dipakai untuk titik evakuasi,” ujarnya.
Irna mengakui bahwa nfrastruktur di Kecamatan Sumur masih memprihatinkan dibanding kecamatan lainnya di Kabupaten Pandeglang. Sehingga untuk akses mitigasi bencana, ia berharap ada dukungan dari Pemprov Banten maupun pusat demi menekan jatuhnya korban jiwa dengan jumlah yang besar.
“Kecamatan Sumur memprihatinkan, betul. Kami juga belum bisa mengakomodir semua dari APBD Pandeglang, sehingga kami butuh dukungan dari pemerintah provinsi dan pusat untuk membantu masyarakat kami yang wilayahnya menjadi pusat patahan megathrust ini. Nanti sambil kami siapkan lumbung sosialnya,” tuturnya.
Selain itu juga, Irna menyebutkan bahwa wilayah Kecamatan Sumur tersebut masih belum dilengkapi alat-alat yang memadai. Adapun alat-alat tersebut di antaranya Earthquake Early Warning Sistem (EEWS) hingga Indonesia Tsunami Early Warning Sistem (Ina TEWS). Kedua alat ini diketahui bisa memonitor ketinggian air laut serta gelombang permukaan air laut sebagai mitigasi awal jika potensi tsunami terjadi.
“Wilayah Kecamatan Sumur itu tidak alat yang canggih untuk mendeteksi bencana, ini kan untuk early warning sekaligus radar maritim kita. Alat-alat ini adanya hanya di Kecamatan Labuan sama Panimbang, kalau di Sumur itu belum ada. Kami harapkan dari BMKG terkait alat canggih itu,” pungkasnya.
Deputi Bidang Geofisika BMKG Suko Prayitno Adi memastikan pihaknya sudah memiliki tiga alat pendeteksi gempa bernama Accelegraph yang tersebar di Pandeglang, Banten. Salah satunya, berada di Desa Sumberjaya, Kecamatan Sumur yang bisa mendeteksi guncangan gempa yang begitu kuat.
“Pandeglang ada tiga sensor, termasuk di Kecamatan Sumur itu sudah dipasang. Alatnya berupa pendeteksi gempa kuat, itu bisa langsung merekam ke kita di Jakarta dan bisa kita informasikan ke masyarakat,” singkatnya.(Pian)