Miris, Satu Keluarga di Kecamatan Menes Pandeglang Tinggal di Gubuk

Culasatu.com- Akibat rumahnya ambruk setahun yang lalu, satu keluarga di Kampung Kadu Perep, Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten harus tinggal di gubuk. Mirisnya, selain belum mendapatkan bantuan perbaikan rumah, keluarga miskin tersebut juga belum pernah mendapatkan program bantuan sosial apapun dari pemerintah.

Pantauan di lokasi, Suminta (47) dan sang istri Adi Liana Herlina (40) bersama tiga orang anaknya harus tinggal di gubuk berukuran sekitar panjang 2 meter dan lebar 2 meter beratapkan potongan asbes, dinding dari kayu bekas dan hanya beralaskan tanah yang hanya berjarak satu meter dari rumahnya dulu.

Bacaan Lainnya

Ia pun terpaksa tinggal di rumah gubuk tersebut lantaran rumah yang ia tempati ambruk di terjang angin kencang disertai hujan setahun yang lalu.

Baca juga :

Polres Pandeglang Ungkap Oknum Anggota DPRD Yang Lakukan Pelecehan, Ini Inisialnya!!

“Rumah yang dulu kena bencana alam, sudah gubuk ditambah roboh lagi, mungkin sudah kehendak Allah,” kata Suminta, saat ditemui di kediamannya, Selasa 22 November 2022.

Suminta menjelaskan, meskipun sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat, namun tidak bisa membangun kembali rumah yang layak untuk ditempati keluarganya.

“Setelah kejadian rumah ambruk ada itu bantuan dari pemerintah sekitar Rp 5 juta, kata yang ngasih ke saya mana cukup segini untuk bangun rumah. Dan ini juga cuma kebangun pondasi aja,” terangnya.

Selain itu, ia yang hanya bekerja serabutan setiap harinya mengaku belum pernah mendapatkan bantuan seperti Program Keluarga Harapan (PKH) maupun Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

“Kalau pemerintah baik desa dan lainnya sudah tahu, sudah sering kesini tapi belum ada saja kabar rumah saya mau diperbaiki. Bantuan belum pernah, hanya bantuan covid-19 saja,” tuturnya.

“Saya juga belum pernah mendapatkan program seperti orang-orang, seperti beras dan minyak, cuma tahu saja. PKH belum pernah, BPNT juga belum pernah, padahal saya punya dua anak yang sudah sekolah,” lanjut Suminta.

Suminta berharap kepada pemerintah maupun para dermawan agar bisa membantu membangun kembali rumah untuk tempat tinggal yang layak bagi keluarganya.

“Ya harapnya agar bisa dibantu supaya keluarga saya tinggal ditempat lebih layak, jangan hanya janji-janji saja. Seperti bukan warga Indonesia saja, padahal ada pemilihan apapun saya ikut memilih,” imbuhnya.

Baca juga:

Anggota DPRD Pandeglang Dilaporkan Terkait Dugaan Pelecehan Seksual

Sementara itu, Kasi Kesejahteraan Masyarakat Desa Purwaraja, Dede mengatakan pasca ambruknya rumah suminta pihak pemerintah sudah memberikan bantuan namun memang belum maksimal. Namun pihak desa terus berupaya mengajukan rumah Suminta kepada Pemerintah Kabupaten agar dibuatkan tempat tinggal yang layak.

“Pas kejadian ambruk pas Suminta sudah mendapatkan bantuan, cuma memang jumlah nominalnya untuk membangun rumah belum maksimal. Tetapi Pemerintah Desa juga terus mengusulkan agar pak Suminta mendapatkan rumah yang layak,” kata Dede.

Ia juga menuturkan bahwa pihak Pemerintah Desa terus berupaya agar Suminta dan keluarga mendapatkan program bantuan sosial dari pemerintah.

“Terkait bantuan sosial, pak Suminta pernah mendapatkan bantuan pas awal covid-19, cuma kalau untuk bantuan yang lain seperti PKH, BPNT, sampai sejauh ini belum mendapatkan, tapi kita terus berupaya karena masih ratusan warga lainnya juga yang belum mendapatkan program bantuan sosial seperti pak Suminta,” pungkasnya. (Andre)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *